Blogger templates
Archive for July 2012
Pentingnya Bahasa dalam Kehidupan
By : Obat Kondiloma Kutil Kelamin
Pentingnya Bahasa dalam Kehidupan
12 02 2007
Renita Widiastari
IX-B SMPN 5 Cimahi
Manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Terbukti
dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang
membuat satu sama lain dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak
hanya dalam bentuk lisan, tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk
tulisan.
Pemikiran seseorang tentunya akan lebih mendapat
pengakuan ketika sudah “dituliskan” sehingga orang lain yang membaca akan
mengetahui apa yang ingin disampaikan seorang penulis. Pada dasarnya seluruh
kegiatan manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa. Entah sekedar
bercakap-cakap dengan teman, atau dalam kegiatan formal seperti sekolah, kuliah
bahkan dalam pekerjaan. Filsafat juga tidak dapat lepas dari bahasa. Banyak
filsuf yang justru mengawali pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa
disini bukan berarti sekedar mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa
asing, melainkan bagaimana pengertian seseorang dapat terpengaruh ‘hanya’ dari
penggunaan kata-kata atau pemikiran. Sangat penting untuk dapat tetap berpikir
kritis dalam mengerti ucapan seseorang maupun teks. Teori-teori yang berkembang
dalam filsafat bahasa inilah yang kemudian menjadi alat bagi setiap orang untuk
dapat lebih mengeksploitasi sebuah pemikiran, baik yang terucapkan maupun dalam
bentuk teks.Mungkin akan terkesan “ah, bahasa kan sama saja dengan perbincangan
sehari-hari, apa susahnya sih? Toh, ucapan-ucapan itu bisa saja mudah
dimengerti.” Memang kesannya bahasa tidak ada kaitannya dengan filsafat. Tapi
Bahasa ternyata tidak hanya mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dengan
orang lain, tetapi juga dapat menjadi hal yang kompleks. Sebuah perjanjian
antar negara juga menggunakan bahasa yang disepakati pihak-pihak yang terkait
agar tercapai kesepakatan. Tanda-tanda yang hadir dalam kehidupan kita
sehari-hari juga bagian dari bahasa. Contoh, rambu-rambu lalu lintas tentu akan
sangat tidak efisien jika dituliskan dalam bentuk huruf.
Para pengguna jalan tentu tidak akan sempat membaca
tulisan-tulisan itu. Karena itu untuk mempermudah, dibuat simbol-simbol yang
dikonvensikan dan dimengerti masyarakat. Lalu bagaimana dengan bahasa isyarat?
Ada orang-orang yang tentu tidak dapat menggunakan
bahasa verbal, karen itu dibuatlah kode-kode khusus agar komunikasi tetap dapat
berjalan dengan baik. Dan banyak kode-kode khusus lain yang dibuat untuk
mempermudah menyampaikan sebuah pesan. Bahasa verbal pun ternyata tidak dapat
diartikan secara harafiah begitu saja.
Ada kalanya sebuah teks atau percakapan akan
menggunakan ‘kode-kode’ penyampaian. Misalkan dalam bahasa puisi. Ataupun
politikus-politikus yang menggunakan kiasan-kiasan ketika berpidato atau
sekedar menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dari banyaknya peran bahasa ini, kita
dapat melihat bahwa mengerti bahasa bukan hal yang mudah. Harus ada kekritisan
dalam menerjemahkan sebuah pesan. Inilah pentingnya peran interpretasi. Tanpa
interpretasi, tentunya semua akan mengalir dengan datar. Nampak membosankan
bukan jika puisi ditulisakan sama dengan percakapan sehari-hari. Justru
simbol-simbol yang ada semakin memperindah penggunaan bahasa. Kudera dalam
bukunya The Art of Novel mengatakan bahwa manusia akhir-akhir ini memiliki
kecenderungan ‘malas’ menginterpretasi segala sesuatu. Semakin maju
perkembangan zaman, manusia justru semakin terlihat pasrah menerima begitu saja
segala sesuatu yang hadir. Tak ada keinginan untuk mengartikan tanda-tanda
disekitarnya. Akibatnya, keberagaman hidup semakin berkuran.
Ada kesan ingin menyeragamkan segalanya.
Menyedihkan sekali jika suatu saat semua orang menjadi ‘robot’ yang tidak
memiliki keunikan masing-masing. Hal ini terjadi akibat hilangnya sense
seseorang untuk berani memaknai teks.
Ada tiga tipe orang-orang yang dianggap sebagai
iblis pematian makna. Tipe pertama adalah orang-orang yang selalu menertawakan
ide-ide baru. Tipe-tipe oang semacam ini yang seringkali menjatuhkan mental
seseoarang yang ingin menyampaikan ide baru, dan tentu saja seperti oang-orang
konservatif, mereka tidak menginginkan perubahan. Tipe yang kedua adalah
orang-orang yang tidak mau mengartikan bahasa dan tanda yang ada, ibarat umat
yang ‘dibodohi’ oleh nabinya, mereka menurut begitu saja pada dogma yang disampaikan
oleh sang nabi. Hal ini sangat berbahaya terutama bagi kreatifitas. Tanpa
imajinasi tentunya tidak akan ada keberagaman hidup. Dan tipe yang terakhir
adalah tipe orang-orang yang hanya meniru yang sudah ada. Ketiga tipe inilah
yang seharusnya dihindari oleh setiap orang agar perkembangan bahasa, tanda,
dan pemaknaan menjadi lebih beragam.Filsafat mencoba membawa bahasa pada
pembahasan yang lebih kritis.
Ada beberapa poin yang dapat dikaitkan dengan
bahasa. Antara lain dengan
- akal, yang sangat erat dengan logika.
- Makna dan interpretasi, yang merupakan bagian
yang sudah melekat dengan bahasa.
- Konvensi, karena tanpa konvensi bahasa tidak ada
artinya karena tidak dimengerti oleh semua orang.
- Dimensi bahasa obyektif, dapat dimengerti oleh
semua untuk mengatasi ruang dan bersifat universal dan ilmiah.
- Intertekstualitas, bagaimana teks-teks lain
saling mempengaruhi pemahaman seseorang.
Dan dari sinilah kita kemudian dapat mencoba
menganalisa sebuah teks atau tanda dengan aliran-aliran yang berkembang dari
filsafat bahasa.
budayakan komentar ya
Tag :
tulisan jadul,